cover
Contact Name
Kusroni
Contact Email
-
Phone
+628563459899
Journal Mail Official
jurnal.kaca.alfithrah@gmail.com
Editorial Address
Jurusan Ushuluddin Sekolah Tinggi Agama Islam Al Fithrah Surabaya Jl. Kedinding Lor No.30 Surabaya, Jawa Timur
Location
Kota surabaya,
Jawa timur
INDONESIA
Kaca (Karunia Cahaya Allah) : Jurnal Dialogis Ilmu Ushuluddin
ISSN : 22525890     EISSN : 25976664     DOI : https://doi.org/10.36781/kaca
Core Subject : Religion, Education,
KACA (Karunia Cahaya Allah) : Jurnal Dialogis Ilmu Ushuluddin diterbitkan oleh Sekolah Tinggi Agama Islam Al Fithrah Surabaya. Jurnal ini memuat kajian-kajian keislaman yang meliputi Tafsir, Hadis, Tasawuf, Pemikiran Islam, dan kajian Islam lainnya. Terbit satu kali setahun, yaitu bulan Februari-Agustus.
Articles 6 Documents
Search results for , issue "Vol 11 No 1 (2021): Februari" : 6 Documents clear
Pemaknaan Makrifat oleh Para Sufi dari Zaman ke Zaman Munandar, Siswoyo Aris; Mursalat, Mursalat; Malikhaturrahmah, Elia
KACA (Karunia Cahaya Allah): Jurnal Dialogis Ilmu Ushuluddin Vol 11 No 1 (2021): Februari
Publisher : Jurusan Ushuluddin Sekolah Tinggi Agama Islam Al Fithrah Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36781/kaca.v11i1.3176

Abstract

Berbicara tentang mistik Islam, makrifat, tasawuf dan irfan, yang perlu diketahui pertama-tama adalah makna mistisisme dalam konteks Islam, khususnya berkenaan dengan kekaburan makna istilah itu dalam Bahasa inggris sekarang ini. Kita dapat berbicara tentang mistisme Islam jika kita memahami makna orsinal istilah Mistisme, yang berkaitan dengan misteri-misteri ilahi. Secara bahasa makrifat berasal dari bahasa Arab, yaitu kata ‘arafa, ya’rifu, ‘irfan, ma’rifah yang berarti pengetahuan atau pengenalan. Makrifat secara bahasa juga berarti mengetahui sesuatu apa adanya atau ilmu yang tidak lagi menerima keraguan. Sedangkan menurut istilah para sufi, makrifat secara umum diartikan sebagai melihat Tuhan dari dekat dengan menggunakan mata hati. Penyebutan ma’rifah dalam lidah masyarakat Indonesia dikenal dengan sebutan “makrifat”. Dalam bahasa inggris, makrifat dikenal dengan istilah gnosis, sedangkan orang yang telah mencapai tahapan makrifat (‘arif) dikenal dengan gnostik-mistik. Akan tetapi ma’rifah jika diteliti mempunyai pengertian atau makna yang berbeda-beda setiap zaman ke zaman. Oleh karena itu penulis ingin memaparkan makna ma’rifah dari zama ke zaman, yang mana pada masa Rasulullah dan para sahabat sampai kalangan ulama salaf dan khalaf.
Rekonstruksi Tafsir Kebebasan Perempuan dalam Al-Qur'an: Studi Kritis Pemikiran Zaitunah Subhan dan Fatimah Mernissi Choiri, Moch; Fathony, Alvan
KACA (Karunia Cahaya Allah): Jurnal Dialogis Ilmu Ushuluddin Vol 11 No 1 (2021): Februari
Publisher : Jurusan Ushuluddin Sekolah Tinggi Agama Islam Al Fithrah Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36781/kaca.v11i1.3239

Abstract

Artikel ini membahas tentang posisi kaum wanita yang sejak dahulu dianggap sebagai sosok sumber dari berbagai kesalahan. Mulai dari masa peradaban Yunani, India, Romawi, China hingga peradaban Arab pra Islam. kedudukan dan citra seorang wanita tidak pernah dianggap setara dengan laki-laki. Wanita disamakan dengan budak dan anak-anak, dianggap lemah fisik dan akalnya. Wanita dituding sebagai sumber malapetaka dan pembawa sial. Ketidakadilan gender ini melahirkan gerakan feminisme intelektual yang menyugukan pemikiran-pemikiran baru tentang kesetaraan gender. Kehadiran tokoh-tokoh intelektual seperti Zaitunah Subhan dan Fatimah Mernissi, merupakan salah satu bukti bahwa perempuan juga berhak untuk membebaskan diri dari belenggu kultur sosial yang selama ini mengikat kaum perempuan. Namun, gerakan feminisme ini sedikit banyak telah memaksa para wanita untuk memberontak sebuah sistem kultural maupun struktural yang dianggap mendiskreditkan eksistensi mereka. Maka rekonstruksi dan reinterpretasi tafsir kebebasan perempuan dirasa perlu untuk dilakukan sebagai manifestasi kesadaran kaum feminis intelektual terkait tentang relasi masyarakat dan agama. Artikel ini mencoba menelusuri bagaimana tafsir kebebasan perempuan dalam al-Qur’an perspektif Fatimah Mernissi dan Zaitunah Subhan dan bagaimana rekonstruksi dari penafsiran kedua intelektual tersebut. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis metode deskriptif, taksonomi dan interpretatif. Hasil dalam penelitian ini menyimpulkan bahwa munculnya model penafsiran baru berdasarkan sudut pandang wanita ini tidak dapat dilepaskan dari tradisi dan kepentingan Barat yang tercermin dari gerakan Teologi Feminis sendiri. Maka perlu dilakukan kajian ulang tentang tafsir kebebasan perempuan versi feminisme.
Telaah Atas Formula Pengarusutamaan Moderasi Beragama Kementerian Agama Tahun 2019-2020 Irama, Yoga; Zamzami, Mukhammad
KACA (Karunia Cahaya Allah): Jurnal Dialogis Ilmu Ushuluddin Vol 11 No 1 (2021): Februari
Publisher : Jurusan Ushuluddin Sekolah Tinggi Agama Islam Al Fithrah Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36781/kaca.v11i1.3244

Abstract

Artikel ini adalah respon kekhawatiran kepada masyarakat, di mana dewasa ini banyak bermunculan gerakan-gerakan radikal yang terus melakukan propaganda dan teror. Lazim diketahui bahwa kesalahan dalam pemahaman keagamaan akan berdampak pada sikap dan tindakan yang ekstrem. Jika hal itu dibiarkan, maka tentu akan bisa menyebabkan keretakan sosial nantinya. Fenomena tersebut menjadi suatu problematik yang layak dianalisis agar tidak menimbulkan kegaduhan antar umat beragama di Indonesia. Oleh sebab itu, fokus kajian pada penelitian ini adalah telaah tentang bagaimana upaya dan instrumen formula yang digunakan oleh Kementerian Agama dalam pengarusutamaan moderasi beragama di Indonesia. Penelitian ini menemukan bahwa formula moderasi beragama Kemenag adalah sebuah strategi yang dilakukan oleh Kementerian Agama RI melalui beberapa lini, dalam upaya menguatkan pemahaman beragama yang moderat di tengah masyarakat Indonesia yang majemuk, di antaranya penguatan moderasi beragama melalui program bimbingan pra-nikah kepada calon pengantin yang akan melangsungkan pernikahan. Kemudian penguatan moderasi beragama melalui pelatihan kaderisasi instruktur moderasi beragama bagi mubalig muda, mahasiswa, dosen, dan tokoh-tokoh agama lainnya.
Living Hadis Pada Tradisi Majelis Suroan di Desa Ngroto Gubug Grobogan Yaqin, Ainul
KACA (Karunia Cahaya Allah): Jurnal Dialogis Ilmu Ushuluddin Vol 11 No 1 (2021): Februari
Publisher : Jurusan Ushuluddin Sekolah Tinggi Agama Islam Al Fithrah Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36781/kaca.v11i1.3245

Abstract

Secara historis, sebagian besar masyarakat Jawa masih menganut sebuah sistem kepercayaan sebelum kedatangan dan meluasnya Islam di Nusantara. Seperti halnya bulan Suro yang banyak disalahpahami akan kekeramatannya sebagai bulan “sangar” yang memberikan bahaya dan musibah. Sehingga, banyak penggelaran ritual di bulan Suro yang masih berada di bawah pengaruh sistem kepercayaan tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap aspek living hadis pada tradisi majelis suroan masyarakat di desa Ngroto Gubug Grobogan. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif-deskriptif, yang disertai analisis data melalui metode living hadis. Hasil yang ditemukan dalam penelitian ini ialah bahwa masyarakat Ngroto telah banyak menganut ajaran TQN Utsmaniyyah, sehingga ritual keagamaannya seperti haul Satu Suro yang diagendakan tidak jauh beda dari majelis-majelis jama’ah Al-Khidmah. Tradisi ini sudah menjadi turun-temurun sejak puluhan tahun. Selain itu, rangkaian acara dalam haul suroan tersebut secara sederhana meliputi tawassul, tahlil, pembacaan manaqib dan maulid, yang kesemuanya ternyata merupakan fenomena living hadis.
Haul dan Perilaku Keagamaan: Studi Motivasi Jamaah Haul Akbar Tarekat Qodiriyah wan Naqsabandiyah Al Ustmaniyah di Pondok Pesantren Assalafi Al Fithrah Kedinding Lor Surabaya Sahri, Iksan Kamil; Muallifah, Muallifah
KACA (Karunia Cahaya Allah): Jurnal Dialogis Ilmu Ushuluddin Vol 11 No 1 (2021): Februari
Publisher : Jurusan Ushuluddin Sekolah Tinggi Agama Islam Al Fithrah Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36781/kaca.v11i1.3248

Abstract

Terdapat fenomena keagamaan masyarakat urban yang lebih relijius dalam tiga dasawarsa belakangan ini. Masyarakat urban diketahui mencari model-model keagamaan tertentu untuk mengekspresikan kehidupan spritual mereka. Sifatnya sering kali simbolik yang bisa dilihat secara sederhana sebagai bagian keagamaan. Salah satu simbol ritual keagamaan tersebut melalui haul. Tulisan ini hendak ingin menjawab apakah yang memotivasi orang-orang untuk datang ke haul yang diadakan di pondok pesantren Al Fithrah, Surabaya. Untuk menjawab pertanyaan ini, peneliti menggunakan pendekatan fenomenologi dengan memakai teori motif milik Schütz. Penelitian ini menunjukkan bahwa acara haul digunakan tidak saja sebagai ritual keagamaan yang diadakan oleh lembaga keagamaan tapi juga sebagai ajang wisata rohani dengan tujuan yang beragam. Dengan mengikuti haul mereka percaya bahwa mereka akan mendapat keberkahan dalam kehidupan mereka ke depannya. Sedangkan sebab mereka mengetahui haul di pesantren Al Fithrah terbagi pada dua pola; generasi tua lebih pada nasab keilmuan serta spritualitas sedangkan generasi muda lebih beragam.
Tanggung Jawab Sosial dalam Al-Qur’an: Studi Analisis terhadap Term al-Islah Bakir, Moh
KACA (Karunia Cahaya Allah): Jurnal Dialogis Ilmu Ushuluddin Vol 11 No 1 (2021): Februari
Publisher : Jurusan Ushuluddin Sekolah Tinggi Agama Islam Al Fithrah Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36781/kaca.v11i1.3252

Abstract

Hasil penilitian ini membuktikan bahwa tanggung jawab sosial merupakan suatu konsep tentang kewajiban dan hak partisipasi setiap manusia untuk memberikan sumbangsih kepada masyarakat dan memberikan respon terhadap problematika sosial. Respon tersebut tergantung dari tingkat kesadaran masing-masing. Semakin tinggi tingkat kesadarannya maka semakin cepat respon yang diberikan, sebaliknya, semakin rendah tingkat kesadarannya makan semakin lambat memberikan respon. Selain itu, penelitian membuktikan bahwa term al-islâh merupakan suatu istilah yang digunakan al-Qur’an untuk menunjukkan pada tugas-tugas sosial yang meliputi beberapa aspek, yaitu: menjaga lingkungan, memelihara perdamaian, mengayomi anak yatim, dan mendamaikan konflik keluarga serta lainnya. Kemudian, term islah pada dasarnya berkisar pada anjuran kepada manusia untuk melakukan atau berbuat baik dan menjahui perbuatan jelek baik dalam tataran individu, sosial, dan lingkungan alam. Islâh menyiratkan makna akan tanggung jawab sosial dari berbagai aspek. Islâh tidak sekedar sebuah konsep, tetapi jauh lebih dari itu ia merupakah langkah nyata. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Sedangkan metode yang dipakai adalah metode tafsir tematik. Sumber data primer diperoleh melalui Al-Qur’an, yaitu melalui penelusuran langsung terhadap ayat-ayat yang terkait dengan bahasan. Sedangkan data skunder diperoleh dari bahan pustaka. Sumber data sekunder yang digunakan mencakup buku-buku, jurnal dan dan surat kabar yang terkait dengan tema pemenilitian ini. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah melalui studi kepustakaan yaitu pengumpulan data dengan membaca, mempelajari, mengkaji dan menganalisis serta membuat catatan dari buku literatur, koran, majalah jurnal, dokumen maupun arsip-arsip yang berkesesuaian dengan penelitian yang dibahas dan serta pengumpulan data melalui media elektronik dan hal-hal lain yang relevan dengan masalah yang diteliti. Analisis data yang digunakan adalah analisis kebahasaan, sosiologis, dan filosofis.

Page 1 of 1 | Total Record : 6